Love hate relationship with SYDNEY

1:52 PM rerefauziah.blogspot.com 0 Comments

I do Sydney flight every single month.

Sejak tiga tahun yang lalu, penerbangan ke Sydney selalu menjadi penerbangan wajib di schedule saya setiap bulan nya. Penerbangan yang kurang di sukai para crew ini memang begitu melelahkan. kenapa? karena layover selama di kota ini hanya kurang dari 24 jam, sementara flight time nya bisa mencapai 7-8 jam dari Singapura.

Kota ini memang sangat terkenal di bandingkan kota-kota lainnya di Australia. Setiap kali saya menyebutkan kata Australia, kota Sydney lah yang selalu terbenak di pikiran lawan bicara saya. Kota di negeri kangguru ini sebenarnya memiliki banyak tempat wisata yang sangat indah seperti Bondi beach, fisherman warf, darling harbour dan juga Opera house tentunya.

Kota ini juga memiliki 2 musim, yaitu musim panas dan musim dingin. Uniknya, musim di Australia dan Eropa selalu berlawanan. Misalnya, pada saat musim panas di Eropa pada bulan juni hingga agustus, berarti di Australia sedang musim dingin, begitupun sebaliknya.

Sedikit berbeda dengan Eropa, tidak ada salju yang turun selama musim dingin disini, hanya saja suhunya yang bisa mencapai  5 derajat dan juga anginnya yang berhembus kencang.

Belum lama ini, salah satu housemate saya bertugas terbang ke Sydney, dan ternyata saya pun bertugas sehari setelahnya dengan jadwal penerbangan yang berbeda. Senangnya bisa berada di kota ini dengan orang yang saya kenal baik, setidaknya kami bisa pergi makan malam bersama sebelum kembali ke Singapura.

Selama tiga tahun bolak-balik terbang ke Sydney, baru satu kali saya mengunjungi tempat wisata seperti Opera house, selebihnya hanya tidur dan pergi ke supermarket lah yang menjadi rutinitas saya dan semua crew. Teman saya ini kebetulan belum pernah sekalipun mengunjungi tempat wisata disini, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Opera house yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari hotel kami menginap.

Saya dan teman saya ini menginap di hotel yang berbeda. Hotel tempat saya bermalam berada lebih dekat dari Opera House, sekitar 1,5 km dengan berjalan kaki atau 10 menit dengan menggunakan taksi. Kami pun bertemu di hotel tempat saya menginap, kemudian bergegas menggunakan taksi dengan biaya sekitar 8 Australia Dollar.

Cuaca pada hari itu cukup bersahabat, tidak terlalu dingin dan juga panas, suhunya hanya sekitar 19 derajat dengan sedikit pancaran sinar matahari yang membuat sedikit hangat. What a perfect day!

Sydney opera house ini merupakan merupakan bangunan yang sangat Iconic, di dalam nya merupakan Hall yang di gunakan untuk pertunjukan musik, teater ataupun performance lainnya. Bangunan ini berada di pinggir laut yang merupakan jalur transportasi umum laut di kota ini. Selain itu bisa di temukan water taxi, kapal, ferry dan juga armada kapal polisi laut yang menelusuri laut ini.

Penasaran seperti apa?




Seperti yang terlihat di foto-foto tersebut, saya hanya menggunkan jaket denim dan juga celana jeans sebagai outfit kali ini. Cuaca yang bersahabat membuat foto - foto saya tampak terang dan juga apik. Ada banyak spot untuk bisa berfoto disini, salah satunya di sepanjang jalan menuju main building dengan Sydney harbour bridge sebagai background nya.

Golden hour alias waktu sunset juga menjadi pilhan yang tepat mengunjungi tempat ini. Ada banyak Burung yang berterbangan, kapal-kapal yang mulai beroperasi dan juga indahnya langit senja menemani kunjungan kali ini.

This bird followed me
Look at those shape!
Ada banyak sekali turis yang berkunjung, hampir sekitar 40% adalah orang Indonesia yang merupakan turis atau bahkan pelajar yang sedang melanjutkan kuliah di negeri kangguru ini. Senang rasanya mendengar turis ber bahasa indonesia di sepanjang jalan, mereka pun tidak kalah antusiasnya untuk berfoto disini.

Saya bersama teman saya ini juga duduk di sekitar pinggir jalan sambil melihat para turis berlalu-lalang, penduduk lokal yang sedang berjalan kaki menuju harbour sembari menikmati snack karena kami pun mulai merasa lapar.






Sydney harbour bridge yang terbentang di belakang saya ini terlihat gagah dan cantik. Ingin sekali rasanya bisa melewatinya jembatan ini, tetapi keberadaannya terlihat lumayan jauh. It looks near yet so far!

Untuk yang penasaran kamera apa yang saya pakai, sebenarnya saya masih memakai kamera lama saya yaitu lumix gf7 yang saya beli sekitar 3 tahun yang lalu. Kamera ini setia menemani setiap perjalanan saya menelusuri tiap negara yang saya kunjungi. Hanya saja saya baru mengganti lensa nya dengan lensa wide yang saya beli di jepang belum lama ini. hitung-hitung sekalian test drive, hehe.

Setelah puas berfoto kami pun mencari restaurant terdekat untuk makan malam karena semenjak landing siang hari saya belum sempat makan apapun. Penerbangan saya merupakan overnight flight yang berangkat dari singapur sekitar jam 2 malam dan tiba di Sydney sekitar jam 11 siang karena perbedaan waktu.

Ada banyak restaurant di sekitar opera house yang menyajikan western food dan juga seafood atau steak. Akhirnya kami memutuskan untuk mencoba sajian di salah satu restaurant terdekat yang menjual Fish and chips dan juga pasta.

Makan malam pun selesai, sudah waktunya untuk beristiahat karena keesokan harinya sekitar jam 11 siang saya sudah harus check out dan kembali bertugas kembali ke Singapura. No matter how tired the flight is, i'm always glad to be back home!

See you next month Sydney......




0 comments: