Mamamiaaaa Rome! Ciao Vatican City!

8:14 PM rerefauziah.blogspot.com 0 Comments

"Rome is city of echoes, city of ilisions and city of yearning" - Giotto di Bondone

Setelah penantian selama tiga tahun, akhirnya saya berkesempatan untuk bertugas ke Rome. Yeah finally i've got the roster to fly there after trying to change flight few times.

Kota yang terletak di negara Itali ini memiliki daya tarik tersendiri untuk para turis dan saya tentunya. 

Mengapa demikian?
Kota Rome ini kaya akan sejarah sama seperti Istanbul, dimana sisa-sisa sejarah tersisa dalam bentuk bangunan seperti Colosseum, Basilica dan juga Vatican city

Untuk para shopaholic kota ini tentunya merupakan surga setelah Paris dan Milan, apalagi negara ini memiliki VAT alias tax refund tertinggi di wilayah uni Eropa. Akan tetapi untuk claiming process nya sendiri memakan waktu yang cukup lama, terutama untuk mendapatkan stamp dari petugas setempat di Bandara yang lokasi cukup jauh sebelum akhirnya mendapatkan tax refund atau tersebut.

Mayoritas penumpang pada penerbangan kali ini adalah warga negara Itali, Australia dan juga Korea. Di sela-sela lull period, saya mencoba sedikit berbincang dengan penumpang, ternyata ada beberapa rombongan suami-istri dari Australia yang mengambil paket tur untuk wisata keliling Eropa yang di mulai dari Itali kemudian negara di Eropa barat lainnya.

Bulan September dan Oktober adalah waktu terbaik untuk berkunjung, pada musim gugur inilah suhu mencapai 12 hingga 15 derajat selsius. Tidak seperti saat musim dingin yang suhu nya bisa mencapai 0 derajat, atau bahkan pada musim panas yang juga sangat amat terik.

Bisa di bayangkan kunjungan saya kali ini adalah sebagai puncak liburan sebelum musim gugur tiba. Ramai membeludak!

Colosseum
Belum lengkap rasanya berkunjung ke Rome kalau belum mengunjungi Colosseum. Bangunan ini merupakan arena gladiator yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang di bangun pada 72 Masehi. 

Menurut sejarah dari warga setempat, stadium ini di gunakan untuk pertarungan antar binatang di masa romawi yang menyebabkan ribuan binatang punah sebelum akhirnya digunakan untuk arena pertarungan Gladiator.


Pada hari kedua layover saya pun mengunjungi Colosseum yang berada di tengah Kota. Saya pun cukup terkesima melihat besarnya bangunan ini dengan keindahan nya yang masih sangat autentik. Terlihat dengan jelas kalau stadium ini sangat kokoh dengan bebatuan dan abu vulkanik sebagai bahan dasar pembuatannya.

Para pengunjung bisa memasuki colosseum dengan cara membeli tiket masuk kemudian menempuh antrean yang sangat panjang. Butuh waktu 2 hingga 3 jam untuk bisa masuk ke Main Arena, dengan demikian saya pun mengurungkan niat saya untuk ikut mengantre dan hanya berfoto dengan crew di pelataran luar.


Satu hal yang perlu di ingat kalau mengunjungi tempat wisata di Rome adalah untuk selalu waspada. Kota ingin sangat terkenal dengan pencopet profesional. Hanya butuh beberapa detik saja barang berharga di tas bisa lenyap kalau kita tidak berhati-hati.

Selain itu, para turis yang berasal dari Asia lah yang sering menjadi target utama kejahatan disini, terutama apabila mengunjungi restoran di sekitar tempat wisata. Para waitress cenderung menawarkan hidangan yang tidak terdapat di menu dan men-charge kita dengan harga yang tidak masuk akal.

Sedikit bercerita, saya dan dua orang crew lainnya pun menjadi sasaran pada saat itu. Ada seorang waitress mencoba peruntungannya dengan menawarkan sharing plater kepada kami sebagai menu makan malam. Ia menjelaskan bahwa itu merupakan seafood pasta dalam porsi besar untuk 2-3 orang. Teman saya pun berkali-kali menanyakan harga makanan tersebut, dengan meyakinkannya ia pun menyebutkan harga 30 euro untuk keseluruhan.

Setelah selesai menikmati sajian khas itali tersebut, kami pun meminta bill. Alangkah terkejutnya saat melihat harga pasta yang kami pesan menjadi 3 kali lipat dari harga yang sudah di janjikan waitress tersebut.

Sayangnya kami tidak berhasil menemukan waitress tersebut dan tidak banyak hal yang bisa kami lakukan karena semua hidangan telah kami habiskan. Aksi protes dan marah karena hal seperti ini tidak akan di ambil pusing oleh pemilik restaurant ataupun warga sekitar, karena hal ini memang merupakan bagian dari sindikat kejahatan yang sangat umum disini. Akhirnya dengan berat hati kami pun membayar semua dan menjadikan pelajaran untuk selalu berhati-hati.

Trevi Fountain
Ada banyak air mancur terkenal di kota ini, salah satunya adalah Trevi Fountain.



what do people do there? Throw a coin!

Selain untuk berfoto di depan air mancur yang sangat besar ini, turis pun melemparkan koin yang di percaya bisa membuat orang yang melemparnya kembali mengunjungi Rome. Believe it or not, most of them threw coin and made wish whole-heartedly.

Lucunya, banyak sekali jenis koin yang dapat terlihat di dalam kolam. Ada koin dengan pecahan terendah seperti 1 dime, hingga pecahan koin tertinggi yang mereka yakini lebih ampuh untuk mengabulkan keinginan mereka. 


It was time for Gelato! yeah italy means Gelato.

Saya mencoba salah satu gelato yang cukup terkenal di sana, namun karena antrean yang panjang dan sangat ramai, para pencopet pun mencoba beraksi disini. Tiba-tiba salah satu teman saya berteriak sangat kencang mendapati seorang laki-laki paruh baya mencoba mencopet isi tas nya.

Beruntungnya teman saya ini menyadari aksi pencopet itu sehingga tidak ada barang yang sempat tercuri. Pria berbaju hitam itu mengelak ketika teman saya menarik tas nya kembali, Kemudian pencopet itu lari meninggalkan toko dan menghilang.

Isn't it scary? indeed. We felt scared all the way, it was like one of the worst experiences i've seen. She was shock and kept saying that she was lucky enough to at least shouting at him to scare him from doing such thing.

Vatican Museum & Basilica
Setelah pengalaman yang tidak menyenangkan pada hari itu, kami pun sedikit ragu untuk mengunjungi kota Vatikan yang lokasinya tidak jauh dari pusat kota Rome. Bisa di bayangkan betapa ramainya kota ini pada akhir pekan, yang tentunya pencopet pun akan berkeliaran dimana-mana.

Ada beberapa tempat yang bisa di kunjungi di kota Vatikan ini, salah satunya museum vatikan dan Basilika. Lagi-lagi kami pun dihadapkan dengan pilihan untuk mengantri masuk museum selama 3-4 jam atau membayar lebih dengan jasa tour guide tanpa mengantri.

Akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan jasa tour guide tersebut dan bisa memasuki museum tanpa harus mengantri berjam-jam. Tidak disangka ternyata ribuan turis sudah berada di dalam dalam sehingga untuk berjalan berkeliling museum pun susah. What a day!

can you see that line
Tur di dalam museum yang awalnya diperkirakan sekitar 2 jam ternyata memakan waktu selama lebih dari 4 jam. Bukannya enjoy selama tur malah bosan lah yang kami rasakan selama berjam-jam.
berdesakan dengan ribuan turis di dalam satu bangunan yang cukup besar ternyata membuat kami merasa sangat lelah, terlebih lagi akses dari satu ruangan ke ruangan berikutnya terasa begitu terbatas di kerenakan setiap grup terdiridari lebih dari 30 orang. Bisa dibayangkan betapa riweuhnya saat itu. 

Kota suci bagi umat katolik ini memang memiliki daya tarik dan keindahan yang menurut saya beda dari kota di eropa lainnya. Antusias para turis juga menjadi kelebihannya, rasa ingin tahu untuk menelusuri seluk beluk dari setiap tempat, bangunan dan juga sejarah terpancar nyata.

Setelah selesai mengunjungi Basilica, saya dan rekan terbang saya akhirnya memutuskan untuk makan siang dan menikmati sisa hari yang terasa sangat panjang ini. Matahari terbenam sekitar pukul 20.30 malam, kami pun kembali ke hotel untuk beristirahat untuk siap kembali bekerja keseokan hari nya.

It was such a great experience in Rome, i marked this place as the 37th country i have visited, alhamdulillah!













0 comments: